Perubahan sistem urinarius pada masa nifas - Hai teman Asuhan Keperawatan (Askep) Perawat, di Artikel ini yang berjudul Perubahan sistem urinarius pada masa nifas, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik dan ringkas agar mudah di pahami untuk anda baca dan dapat di ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pelajaran, yang kami tulis ini dapat anda pahami dan bermanfaat. baiklah, selamat membaca.
Judul : Perubahan sistem urinarius pada masa nifas
link : Perubahan sistem urinarius pada masa nifas
Perubahan sistem urinarius pada masa nifas
Terjadinya diuresis atau peningkatan urine post partum sebagai mekanisme tubuh mengatasi kelebihan cairan, meningkat 24-48 jam PP sampai sektiar hari ke 5 setelah melahirkan. Penyebabnya ialah :1. Rendahnya estrogen
2. Hilangnya tekanan vena pada tungkai tubuh
3. Pengurangan volume darah, ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan setelah persalinan
4. Autolisis otot uterus
Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri tidak jarang wanita tidak dapat kencing sendiri akibat :
1. Pada saat partus muskulus sfingter vesika et uretrea mengalami tekanan oleh kepala janin sehingga fungsinya terganggu
2. Rasa saskit
3. Memar
4. Ibu malu karena kurang privasi
5. Takut akan rasas saskit pasca persalinan
6. Dan pemanjangan uretra (bersama dengan memar atau odem uretra menyumbat lumen uretra (Fakultas Kedokteran Unpad, 1983, Obsteri Fisiologi).
Bila 8 jam post partum ibu belum dapat kencing atau sekali kencing tetapi belum melebihi 100 cc, makan dapat dilakukan kateterisasi, akan tetapi kalau ternyata kandung kencing penuh tidak perlu menunggu sampai 8 jam. Untuk keteterisasi jika penderita (ibu) sesudahnya belum dapat BAK ataupun banyaknya belum memuaskan dilakukan setiap 8 jam, dengan memeprhatikan jangan sampai terjadi infeksi. Oleh karena itu mudah sekali timbul uretritis, sistitis dan juga pielibs, maka terapi antibiotika sudah pada tempatnya. Namun ada baiknya kateteriasi dihindari, dengan merangsang ibu untuk berkemih sendiri. Ia dapat dibantu untuk duduk di ats kursi berlubang tempat BAK (commede). Jika masih belum diperbolehkan jalan sendiri dan mengalami kesulitan untuk BAK dapat digunakan pispot diatas tempat tidur, tetapi meskipun sedapat mungkin dihindari, kateterisasi lebih baik dilakuakn dari pada terjadi infeksi saluran kemih akibat urine yagn tertahan (menurut Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan). Menahan BAK akan dapat menyebabkan terjadinya bendungan air seni, akibatnya timbul gangguan pada kontraksi rahim, sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraski vacum atau cunan, dapat mengakibatkan kesulitan berkemih sampai terajdi retensio urine, bila perlu sebaiknya dipasang duer catheter atau indwelling cateter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing, sehingga otot-otot cepat pulih dan fungsinya cepat kembali.
Selain itu retensi PP dapat disebabkan :
1. Tekanan intra abdominal berkurang
2. Otot-otot perut masih lemah
3. Odeme dari uretra
4. Dinding kandung kencing kurang sensitif
Itu tadi adalah Perubahan sistem urinarius pada masa nifas
baik Sekianlah artikel Perubahan sistem urinarius pada masa nifas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Perubahan sistem urinarius pada masa nifas dengan alamat link https://ners-ngenes.blogspot.com/2012/02/perubahan-sistem-urinarius-pada-masa.html
0 komentar
Posting Komentar