ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN - Hai teman Asuhan Keperawatan (Askep) Perawat, di Artikel ini yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik dan ringkas agar mudah di pahami untuk anda baca dan dapat di ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pelajaran, yang kami tulis ini dapat anda pahami dan bermanfaat. baiklah, selamat membaca.
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
link : ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
Apa itu perilaku Kekerasan ?Menurut Maramis , 2005 Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan yang dapat timbul secara mendadak atau didahului tindakan ritualistik atau meditasi pada seseorang (pria) yang masuk dalam suatu kesadaran yang menurun atau perkabut (Trance Like State) tanpa dasar epilepsi
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes RI, 2000, p. 147).
Perilaku kekerasan merupakan kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali baik secara verbal maupun tindakan dengan mencederai diri, orang lain dan merusak lingkungan (Depkes RI, 2007 p. 76).
Resiko terhadap tindak kekerasan adalah keadaan dimana individu melakukan atau menyerang orang atau lingkungan (Carpenito 2000, p. 1433).
Resiko menciderai diri yaitu suatu kegiatan yang dapat menimbulkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung yang sebenarnya dapat dicegah (Depkes RI, 2000, p. 192).
Resiko menciderai diri adalah suatu risiko perbuatan dimana seseorang berperilaku pada dirinya dapat berupa fisik, emosi dan atau perbuatan seks yang berbahaya pada dirinya (Nanda, 2005, p. 203).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan yaitu suatu tindakan kekerasan yang dinyatakan baik verbal maupun non verbal yang ditujukan pada diri sendiri atau orang lain.
Rentang respon Marah?
Rentang respon marah menurut Keliat (2005, p. 21)
Dari rentang respon marah dapat berbentuk adaptif dan maladaptif
a. Asertif
Kemarahan yang diungkap pada orang lain dengan kata-kata yang tidak menyinggung sehingga memberikan kelegaan dan tidak menimbulkan masalah baru.
b. Frustasi
Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan karena tujuan tidak realistis atau hambatan dalam proses keinginan.
c. Pasif
Merupakan perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai (usaha untuk mempertahankan hak-haknya)
d. Agresif
Perilaku yang menyertai rasa marah dan merupakan dorongan mental untuk bertindak (dapat konstruktif atau destruktif) dan masih terkontrol.
e. Perilaku kekerasan
Merupakan respon terhadap kemarahan yang maladaptif ditandai dengan perasaan marah meluap-luap dan hostilitas yang kuat disertai hilangnya kontrol diri yang dapat merusak diri, orang lain dan lingkungan.
Apa Penyebab Perilaku Kekerasan ?
Menurut Depkes RI (2002, p. 149) :
1. Faktor Predisposisi / Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku kekerasan adalah faktor biologis, psikologis dan sosiokultural.
a. Faktor Biologis
Instinctual drive theory (teori dorongan naluri). Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat.
Pyschomatis theory (teori psikomatik pengalaman marah). Adalah akibat respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
b. Faktor Psikologis
1) Frustration Aggression theory (teori agresif frustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu yang gagal/terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilau agresif karena perasaan frustasi akan berurang melalui perilaku kekerasan.
2) Behavioral theory (teori perilaku)
Kemarahan adalah proses belajar. Hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas/situasi yang mendukung.
3) Exstensial theory (teori eksistensi)
Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka individu akan memenuhinya melalui berperilaku dekstruktif.
c. Faktor Sosial Kultural
1) “Social environment theory” (teori lingkungan sosial)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah.
2) “Sosial learning theory” (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi.
2. Faktor Prespitasi / Pencetus
Stresor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat unik. Stresor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam. Contoh stressor dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan, kematian dan lain-lain. Sedangkan stresor yang berasal dari dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik dan lain-lain. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.
3. Mekanisme koping
(Menurut Depkes RI 2000 : 152)
Represi : Menekan perasaan/pengalaman yang menyakitkan/konflik/ingatan dari kesadaran yang cenderung memerkuat mekanisme ego lainnya.
Supresi : Menekan erasaan/pengalaman yang menyakitkan dinginkannya sebagaimana yang pernah dikomunikasikan sebelumnya.
Deniel : Perilaku menolak realitas yang terjadi pada dirinya dengan berusaha mengatakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
Displacement : Mengalihkan emosi yang diarahkan pada benda/objek yang kurang tidak berdaya.
4. Perilaku
(Menurut Depkes RI 2002: 153)
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
a. Menyerang / menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereasi terhadap sekresi ehineprin yang menyebaban tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, mual, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan saliva meningkat.
b. Menyatakan secara asertive (assertivenes)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asertif.
c. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik perilaku “acting out” untuk menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasaan / anak yang ditunjukkan pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Apa Gejala Atau Keluan Dari perilaku Kekerasan ?
Gambaran Perilaku kekerasan menurut Keliat, (2005, p. 27) adalah sebagai berikut :
Tanda-tanda yang menyertai marah yaitu : Muka merah, bicara kasar, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, klien sering memaksakan kehendak merampas makanan, memukul jika tidak senang.
Gejala yang muncul : Stress, mengungkapkan secara verbal, menuntut, menentang.
Gambaran Perilaku kekerasan menurut Akemat (2004, p. 45) adalah sebagai berikut :
1. Dimensi emosi
Tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam), jengkel, merasa kuat.
2. Dimensi fisik
Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik, penyalahgunaan obat, TD meningkat.
3. Dimensi intelektual
Mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan
4. Dimensi Spiritual
Kemahakuasaan, Kebijakan/kebenaran diri, keraguan, tidak bermoral, kebejatan, kreatifitas terhambat.
5. Dimensi sosial
Menarik diri, Pengasingan, Agitasi, Penolaan, Kekerasan, Ejekan, Humor
Kepustakaan :
Akemat. (2004). Pelatihan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa. Semarang : RSJ dr. Amino gondo hutomo.
Carpenito. L. J. ( 2000 ). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. (terjemahan). Jakarta : EGC.
Carpenito. L.J. (1998). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik Klinik, Jakarta : EGC.
Depkes RI. ( 2000 ). Buku Pedoman Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Magelang : RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Depkes RI. ( 2002 ). Buku Pedoman Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Magelang : RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Depkes RI. ( 2003 ) Buku Pedoman Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Magelang : RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Depkes RI. ( 2007 ). Standart Asuhan Keperawatan Jiwa. Magelang RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Keliat. ( 1998 ). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa (terjemahan). Jakarta EGC.
Keliat. ( 2005 ). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa (terjemahan). Jakarta EGC.
Maramis. ( 2005 ). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airl¢ngga University Press.
Nanda. ( 2005 ), Nursing Diagnosis And Definitions and Clarification. Philadhelpia.
Itu tadi adalah ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
baik Sekianlah artikel ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN dengan alamat link https://ners-ngenes.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-perilaku-kekerasan.html
0 komentar
Posting Komentar